Translate

Minggu, 27 September 2015

SEDEKAH

SEDEKAH


Sedekah berasal dari bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata. Sedekah dalam pengertian di atas oleh para fuqaha (ahli fikih) disebuh sadaqah at-tatawwu' (sedekah secara spontan dan sukarela).

Di dalam Alquran banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum Muslimin untuk senantiasa memberikan sedekah. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah SWT yang artinya:

''Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberi kepadanya pahala yang besar.'' (QS An Nisaa [4]: 114).

Hadis yang menganjurkan sedekah juga tidak sedikit jumlahnya.

Para fuqaha sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah sunah, berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Di samping sunah, adakalanya hukum sedekah menjadi haram yaitu dalam kasus seseorang yang bersedekah mengetahui pasti bahwa orang yang bakal menerima sedekah tersebut akan menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan. Terakhir ada kalanya juga hukum sedekah berubah menjadi wajib, yaitu ketika seseorang bertemu dengan orang lain yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam keselamatan jiwanya, sementara dia mempunyai makanan yang lebih dari apa yang diperlukan saat itu. Hukum sedekah juga menjadi wajib jika seseorang bernazar hendak bersedekah kepada seseorang atau lembaga.

Menurut fuqaha, sedekah dalam arti sadaqah at-tatawwu' berbeda dengan zakat. Sedekah lebih utama jika diberikan secara diam-diam dibandingkan diberikan secara terang-terangan dalam arti diberitahukan atau diberitakan kepada umum. Hal ini sejalan dengan hadits Nabi SAW dari sahabat Abu Hurairah. Dalam hadits itu dijelaskan salah satu kelompok hamba Allah SWT yang mendapat naungan-Nya di hari kiamat kelak adalah seseorang yang memberi sedekah dengan tangan kanannya lalu ia sembunyikan seakan-akan tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan oleh tangan kanannya tersebut.

Sedekah lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau sanak saudara terdekat sebelum diberikan kepada orang lain. Kemudian sedekah itu seyogyanya diberikan kepada orang yang betul-betul sedang mendambakan uluran tangan. Mengenai kriteria barang yang lebih utama disedekahkan, para fuqaha berpendapat, barang yang akan disedekahkan sebaiknya barang yang berkualitas baik dan disukai oleh pemiliknya.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya;

''Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai...'' (QS Ali Imran [3]: 92).

Pahala sedekah akan lenyap bila si pemberi selalu menyebut-nyebut sedekah yang telah ia berikan atau menyakiti perasaan si penerima. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya yang berarti:

''Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima.'' (QS Al Baqarah [2]: 264).


Manfaat Sedekah


KEMATIAN BISA DIUNDUR


Kematian memang di tangan Allah. Maka ada satu hal yang bisa membuat kematian menjadi sesuatu yang bisa ditunda, yaitu kemauan bersedekah, kemauan berbagi dan peduli.

Suatu hari, Malaikat Kematian mendatangi Nabiyallah Ibrahim, dan bertanya, “Siapa anak muda yang tadi mendatangimu wahai Ibrahim?”

“Yang anak muda tadi maksudnya?” tanya Ibrahim. “Itu sahabat sekaligus muridku.”

“Ada apa dia datang menemuimu?”
“Dia menyampaikan bahwa dia akan melangsungkan pernikahannya besok pagi.”

“Wahai Ibrahim, sayang sekali, umur anak itu tidak akan sampai besok pagi.” Habis berkata seperti itu, Malaikat Kematian pergi meninggalkan Nabiyallah Ibrahim. Hampir saja Nabiyallah Ibrahim tergerak untuk rriemberitahu anak muda tersebut, untuk menyegerakan pernikahannya malam ini, dan memberitahu tentang kematian anak muda itu besok. Tapi langkahnya terhenti. Nabiyallah Ibrahim memilih kematian tetap menjadi rahasia Allah.

Esok paginya, Nabiyallah Ibrahim ternyata melihat dan menyaksikan bahwa anak muda tersebut tetap bisa melangsungkan pernikahannya.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun, Nabiyallah Ibrahim malah melihat anak muda ini panjang umurnya.

Hingga usia anak muda ini 70 tahun, Nabiyallah Ibrahim bertanya kepada Malaikat Kematian, apakah dia berbohong tempo hari sewaktu menyampaikan bahwa anak muda itu umurnya tidak akan sampai besok pagi? Malaikat Kematian menjawab bahwa dirinya memang akan mencabut nyawa anak muda tersebut, tapi Allah menahannya.

“Apa gerangan yang membuat Allah menahan tanganmu untuk tidak mencabut nyawa anak muda tersebut, dulu?”

“Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut, hingga engkau masih melihatnya hidup.”

Teman-teman, kematian memang di tangan Allah. Justru itu, memajukan dan memundurkan kematian adalah hak Allah. Dan Allah memberitahu lewat kalam Rasul-Nya SAW bahwa sedekah itu bisa memanjangkan umur. Jadi bila disebut bahwa ada sesuatu yang bisa menunda kematian, itu adalah Sedekah.

Maka, lihatlah kanan-kiri kita, lihat-lihatlah sekeliling kita. Bila kita menemukan ada satu-dua kesulitan disana, maka sesungguhnya kitalah yang butuh pertolongan. Karena siapa tahu kesulitan itu diberikan Allah untuk memperpanjang umur kita. Tinggal apakah kita bersedia menolongnya atau tidak. Bila bersedia, maka kemungkinan besar memang Allah akan memanjangkan umur kita.

Teman-temanku sekalian, tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan ajalnya akan sampai. Dan tidak seseorangpun yang mengetahui dalam kondisi apa ajalnya tiba. Maka mengeluarkan sedekah bukan saja akan memperpanjang umur, melainkan juga memungkinkan kita meninggal dalam keadaan baik. Bukankah sedekah akan mengundang cintanya Allah? Sedangkan kalau seseorang sudah dicintai oleh Allah, maka tidak ada masalahnya yang tidak diselesaikan, tidak ada keinginannya yang tidak dikabulkan, tidak ada dosanya yang tidak diampunkan, dan tidak ada nyawa yang dicabut dalam keadaan husnul khatimah.

Mudah-mudahan Allah berkenan memperpanjang umur, sehingga kita semua berkesempatan untuk mengejar ampunan Allah dan mengubah segala kelakuan kita, sambil mempersiapkan kematian datang.


Copy n resumed from http://sedekahindahberkah.blogspot.co.id/

Jumat, 13 Februari 2015

Percayalah pada Kebaikan-Nya

Bulan ini, 13 Februari 2015 adalah waktunya unuk Seminar Director 2015. Nginep dan Have Fun GRATISS dari Oriflame.
Tapi pada saat itu juga saya harus mengikuti Diklat di kantor, dan saat itu juga saya harus menyelesaikan revisi anggaran DIPA pada Satuan Kerja kami. Dengan pemimpin baru dan rekan baru. Saya bahagia karena pada akhirnya tiba juga giliran saya untuk mengikuti Diklat itu. Tetapi di sisi lain saya tidak bisa meninggalkan tanggung jawab saya pada Satker yang selama ini telah menjadi batu loncatan terbaik saya, dan juga belum ada yang bisa menggantikan atau menjadi back-up saya untuk kewajiban tersebut.
Tetapi yaa... apa mau di kata, saya harus memilih salah sat,
Saya tidak mungkin untuk menolak panggilan tersebut.

.......

Minggu, 25 Januari 2015

Tidak butuh waktu bertahun-tahun untuk memikirkan sebuah impian. Tetapi butuh waktu untuk kita memperjuangkan..

Sabtu, 25 Oktober 2014

Sadar Porsi Tubuh

Menyadari porsi tubuh atau kemampuan tubuh adalah wajib bagi kita sebagai manusia. Setiap manusia diberikan porsi dan kemampuan tubuh masing-masing yang tidak sama antara satu dan yang lainnya. Jangan pernah memaksakan sesuatu yang sebenarnya kita tidak mampu, tapi kita harus berusaha untuk mampu.
Berusaha dan Memaksa adalah dua kata yang sangat berbeda..
Kita harus memberikan efforts, bukan egoism..

Sebagai manusia, sudah sewajarnya kita memiliki sifat konsumtif dan tidak puas.. tetapi kewajaran itu akan berubah menjadi hal yang tidak wajar, bahkan tidak baik ketika kita memaksakan kehendak yang sebenarnya hal tersebut sudah mencapai ouncak kemamouan kita..
Seperti misalnya dalam hal pekerjaan, kita boleh memiliki kerja yang bagus, prestasi dimana-mana, memiliki bisnis sampingan dimana-mana.. pergi pagi pulang malam, setelah sampai di rumah kita masih di bebani oleh tugas-tugas yang harus di lembur dan tugas-tugas lainnya yang menunggu.. otak kita pun kita paksa untuk terus berpikir lagi sampai pagi, tubuh yang sebenarnya membutùhkan waktu istirahat tidak kita pedulikan.
Saat itu, apakah kita menyadari batas kemampuan diri kita? Apakah kita memikirkan mereka, keluarga kita, yang memerlukan perhatian kita??
Bukan hanya materi yang mereka butuhkan, tetapi juga perhatian dan kepedulian kita sebagai Ibu, Ayah, ataupun seorang kakak....

Mari kita sama-sama merenung, mari kita flashback, apakah kita telah memberikan yang terbaik untuk mereka???
Apakah kita telah memberikan cukup waktu untuk mereka??

Rabu, 27 Agustus 2014

INVESTASI WAKTU

Selamat Pagii ;)
Gimana kabar kalian sahabatku?

Saya mau nyeritain kejadian di rumah pagi ini, 
Ceritanya gini... Baca baik-baik yaaa... hehehe

Papa punya rencana untuk memperbaiki pagar di rumah, tetapi seperti yang kita ketahui (according to my last story) beliau sudah tidak bisa lagi kerja berat, jadi beliau menyerahkan sepenuhnya sama pekerja yang dimintai tolong oleh beliau..
Awalnya semua baik-baik saja, tapi lama-kelamaan mulai terlihat bahwa mereka tidak memiliki kekompakan, si Bapak A maunya mengerjakan no. 2 dulu.. Tapi si Bapak B maunya ngerjain no.1 dulu..
si Bapak A memiliki pola kerja Y, tetapi si Bapak B memiliki pola kerja Z..
Akibatnyaaa, pagar kami tidak selesai-selesai setelah lebih dari tiga minggu, karena setiap si Bapak B mengerjakan sesuatu, si Bapak A memperbaiki.. Begitu juga sebaliknya..

Nahh... dari cerita ini saya mendapatkan makna tersirat bahwa Sangatlah diperlukan TOLERANSI, SILATURAHMI, dan KEKOMPAKKAN dalam kehidupan ini.. Terlebih lagi dalam suatu pekerjaan, dalam satu kelompok.. Kalau kita tidak kompak dengan partner kita, kalau kita tidak menyatukan visi dan misi kita dalam pekerjaan tersebut, bagaimana kita bisa menyelesaikannya dengan benar dan sesuai target, dan bagaimana bisa kita mencapai keberhasilan.. Yang ada malah pekerjaan tersebut tidak akan selesai, atau bahkan akan memberikan hasil yang berantakan dan jauh dari kata sempurna..

Begitu juga dalam bisnis yang sedang saya jalani sekarang ini, di sela-sela kesibukan saya di kantor dan penyelesaian skripsi, saya selalu mengINVESTASIkan WAKTU saya kepada bisnis saya. Saya harus bertanggung jawab di bisnis dan dalam jaringan saya untuk terus memeluk erat serta berusaha untuk menciptakan suatu kekompakan antar bawahan atau downline saya agar mereka memiliki misi dan visi yang sama yaitu KESUKSESAN berjama'ah..
Saya (upline) ada untuk mereka, untuk menuntun mereka dan mengajak mereka sukses bersama, BUKAN untuk memperkaya dan mensukseskan diri saya sendiri..

Apalagi mulai sekarang ada promo gila dengan modal sekecil-kecilnya bisa menciptakan income jutaan rupiah dengan modal
SILATURAHMI dan KONSISTEN..

:: DREAM HIGH and CATCH IT! ^_^
InsyaAllah...
e_mail: dnnovita92@gmail.com

Hikmah Itu Nyata

Setiap yang hidup itu pasti akan mendapatkan ujian dari Allah SWT, itu adalah MUTLAK hukumnya.
Di sanalah letak keimanan dan taqwa kita akan diuji, dengan kekayaan, dengan kemiskinan, dengan kepintaran, dengan kebodohan, dengan kesedihan, ataupun dengan kesenangan..

Banyak sekali jalan Allah untuk memberikan ujian kepada umatnya, tetapi sebanyak itu jugakah jalan manusia untuk mampu melihat hikmah dan kenikmatan dari setiap ujian itu?? Seharusnya "iya", tetapi ternyata jawaban itu tidak semua manusia memilikinya. Ada bermacam-macam alasan yang mencoba untuk mematahkan keyakinan itu..

Padahal Allah SWT telah berjanji kepada manusia melalui kitab sucinya dalam QS Al-Insyirah (94/1-8)
"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya kamu berharap"

Tetapi manusia terlalu "sombong" untuk meyakini itu, kita terlalu sombong terhadap setiap ujian yang diberikan untuk kita, selalu merasa bahwa ujian untuk kita itu adalah yang paling berat bila dibandingkan dengan orang lain. Sungguh merugi sekali kita meragukan janji TUHAN YANG MAHA ESA, janji yang sudah sangat jelas di tulis dalam kitab suci-Nya..

Ayo... apa lagi yang kita tunggu, segelah kita memohon ampun atas dosa besar kita itu, ambil wudhu, shalat, dan memohon ampunlah kepada Allah SWT atas keraguan itu..
Lalu berdoalah, meminta berkah-Nya agar segera di tunjukkan jalan untuk memecahkan semua permasalahan hidup kita di dunia, dan memohonlah agar kita di lindungi dari Kekejaman Api Neraka...
Na'udzubillah minzalik..

Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya..
Amiinn...

Minggu, 24 Agustus 2014

DREAM!!!

Ada sepenggal kalimat dari saudara jauh kita nihh yang sangatt menginspirasiku...
Yang memotivasiku untuk bisa terus menjaga mimpi-mimpiku untuk mengecap pendidikan sampai batas terakhir..

"Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita WAJIB berpendidikan tinggi karena mereka akan menjadi seorang Ibu. Ibu-ibu yang cerdas akan melahirkan anak-anak yang cerdas.."
::Dian Sastrowardoyo
  
Namun, di samping itu.. ada hal yang tidak jauh lebih penting.. ORANGTUA yang harus kita buat bangga, bukan hanya karena Pendidikan kita yang tinggi, tetapi juga keberadaan kita, kepedulian kita, perhatian kita, dan cinta kita kepada mereka..

So guys.... Dream high and Catch it!!
InsyaAllah! :)

Minggu, 06 Juli 2014

Hari dan Waktu yang Utama dalam Islam

Assalamualaikum...

Sahabat-sahabatku yang baik, tahu tidak hari dan waktu yang utama dalam Islam?

Hari yang utama dalam Islam:
- Hari Jumat
- Hari Arafah (9 Zulhijjah)
- 10 hari pertama bulan Zulhijjah (bulan Haji)
- Hari Asyura
- Malam Lailatul Qadr
- Hari-Hari bulan Ramadan

Waktu yang utama:
- Satu pertiga malam
- Pagi hari
- Sore hari

Nah... Untuk penjelasannya kenapa hari dan waktu tersebut utama dalam Islam, nanti aku jelasin satu-satu ya, sahabat..
Sekarang udah larut malam, waktunya diistirahatkan dulu tubuh titipan Allah SWT ini :)

Selamat Malam!

Wassalam...

Sabtu, 05 Juli 2014

Sekokoh Pohon Kurma

Assalamualaikum..

Ketika Tuhan menciptakan manusia, jodoh, rezeki, dan maut.. Semuanya telah diatur.
Tetapi ketika ada manusia itu menjadi sosok yang ingkar terhadap perintah Tuhan dan Rosul-Nya.. 
itu bukanlah takdir dari Allah SWT, tetapi itu manusia itu sendiri yang menciptakannya. 

Ketika hawa nafsu yang semakin merajalela, mengikuti bisikan-bisikan setan yang semakin hari semakin tinggi levelnya.. di situlah letak keimanan dan ketaqwaan kita diuji oleh Allah SWT..
Tingkat keimanan kita akan naik seiring naiknya tingkat ketaqwaan kita. Mari kita perkuat keimanan dan ketaqwaan kita sekokoh pohon kurma. 


Kenapa harus sekokoh pohon kurma??

Dalam QS Ibrahim : 24-25, Allah SWT bersabda:
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah SWT telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah SWT membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat." (Ibrahim: 24-25)

Dan hal itu pun telah diperjelas dan ditafsir dalam sebuah hadist Nabi SAW:  

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ  يَوْمًا لأَصْحَابِهِ « أَخْبِرُونِى عَنْ شَجَرَةٍ مَثَلُهَا مَثَلُ الْمُؤْمِنِ ». فَجَعَلَ الْقَوْمُ يَذْكُرُونَ شَجَرًا مِنْ شَجَرِ الْبَوَادِى. قَالَ ابْنُ عُمَرَ وَأُلْقِىَ فِى نَفْسِى أَوْ رُوعِىَ أَنَّهَا النَّخْلَةُ فَجَعَلْتُ أُرِيدُ أَنْ أَقُولَهَا فَإِذَا أَسْنَانُ الْقَوْمِ فَأَهَابُ أَنْ أَتَكَلَّمَ فَلَمَّا سَكَتُوا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « هِىَ النَّخْلَةُ ».
Dari Ibnu Umar berkata, "Suatu hari Rosulullah SAW bersabda kepada para sahabatnya, 'Kabarkanlah kepadaku tentang sebuah pohon yang perumpamaanya seperti mukmin?' Maka para sahabat pun menyebutkan jenis-jenis pohon di badui,' "Ibnu Umar berkata, "terlintas dalam benakku untuk menjawab 'pohon kurma', tetapi saya segan menjawabnya karena banyak para sahabat yang lebih tua dariku. Tatkala para sahabat diam, Rosulullah SAW bersabda, 'Pohon itu adalah pohon kurma.' " 
(HR Bukhari 1/38 dan Muslim 4/2165)  

Aku ingat ketika seseorang bertanya, "Apa orang-orang yang beriman dan bertaqwa itu selalu dibuat susah hidupnya oleh Allah SWT?"
Astaghfirullah..
Tentu tidak sahabatku, masa ujian kita dengan Allah SWT itu berada di sepanjang kehidupan kita. Selama kita masih bernafas, selama itu pula ujian Allah SWT ada. Karena itulah kita harus menyelesaikan soal demi soal itu dengan baik dan teliti. Lakukan yang terbaik untuk menyelesaikan soal-soal tersebut. Tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT di sepanjang hela nafas kita..

Dan pasti ada yang bertanya, "Lalu bagaimana ciri-ciri orang yang beriman dan bertaqwa itu?"
Ada seseorang yang aku kagumi dan aku hormati berkata, "Jangan pernah terjebak dengan kriteria-kriteria manusia yang berkaitan dengan keimanan dan ketaqwaan, karena hal itu akan menyulitkan kita, bahkan bisa menyesatkan kita kepada golongan-golangan orang yang merugi karena menganggap penilaian manusia itu benar dibandingkan dengan score yang di berikan Allah SWT"
Lalu bagimana solusinya?
Beliau menjawab, "Terus dan teruslah memperbaiki diri! Lakukan apa yang telah diajarkan oleh Rosulullah SAW, dan ikutilah petunjuk-petunjuk Allah SWT melalui Alquran dan hadist Nabi... InsyaAllah kita akan selamat!"
Wallahu'alam bissawab...


Marilah sahabatku kita berlomba...
Berlomba dalam rangka memberikan yang terbaik untuk menyelesaikan setiap ujian-ujian Allah SWT..
Serta jangan pernah melupakan kewajiban-kewajiban kita kepada Allah SWT. Mari kita berlomba-lomba untuk terus berbuat kebaikan dan terus memperbaiki diri untuk mendapatkan berkah dari Allah SWT.. 
Amiin ya Rabb..

Wassalam...